Publik Apresiasi Gercep Kakorlantas Polri Bekukan Penggunaan Sirene dan Strobo: Responsif, Serap Aspirasi Masyarakat


 Jakarta,-

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah menghentikan penggunaan sirene dan rotator di mobil patroli pengawal atau patwal. Hal itu menyusul protes publik di sosial media hingga muncul gerakan anti sirene dan rotator.


"Saya bekukan untuk pengawalan menggunakan suara-suara itu," kata Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (19/9/2025).


Merespon hal tersebut, Pengamat kebijakan pemerintah dan politik nasional, Nasky Putra Tandjung memberikan apresiasi setingggi tingginya atas sikap terpuji Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho yang dinilai sangat responsif dan proaktif dalam menerima kritik dan saran dari elemen masyarakat baik secara langsung ataupun di platform media sosial.


"Menurutnya, Langkah cepat Kakorlantas Polri menghentikan dan mengevaluasi kebijakan penggunaan sirine dan rotator di mobil patroli patwal sudah tepat. Ini mencerminkan bukti komitmen Polri yang presisi terkait aspirasi dari masyarakat," ujar Nasky dalam keterangannya, di Jakarta, pada Sabtu (20/9/2025).


Alumnus Indef school of political economy (ISPE) Jakarta, Nasky juga mendukung penuh langkah Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho yang melarang penggunaan sirine saat azan berkumandang, Patut diacungi jempol.


 "Ini mencerminkan kepemimpinan yang patut dijadikan suri tauladan di institusi kepolisian. Nasky menyebut, Langkah terpuji Kakorlantas Polri itu merupakan simbol keteladanan kepemimpinan Polri yang nyata, tanpa gimmick," jelasnya.


Oleh karena itu, Founder Nasky Milenial Center menilai, Gerak cepat Kakorlantas Polri untuk menghentikan penggunaan sirine dan rotator tok tok wok di mobil patwal di jalan raya patut diapresiasi dan didukung penuh oleh semua elemen bangsa. 


"Apabila ada kebijakan yang dinilai berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) harus dievaluasi secara menyeluruh sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku secara profesional dan akuntabel, agar  masyarakat tak terganggu  kenyamanannya saat saat berlalu lintas ditengah keramaian," ujar Nasky.


Oleh sebab itu, Nasky mengatakan, Kritikan dan masukkan dari berbagai elemen masyarakat sangat baik di negara yang menganut sistem demokrasi. "Justru ini merupakan vitamin bagi pengambil kebijakan dalam hal ini Polantas Polri, agar lebih hati-hati lagi dalam membuat kebijakan, dan perlu dikaji ulang secara menyeluruh secara objektif dan konstruktif oleh Korlantas Polri beserta jajarannya sesuai peraturan yang berlaku," ungkapnya.


“Semua kritik dan masukan dari berbagai elemen masyarakat yang disampaikan secara langsung ataupun di berbagai platform media sosial itu hal yang positif demi perbaikan dan kemajuan institusi kepolisian agar lebih baik lagi,” sambung dia.


Selain itu, Nasky menambahkan, kehadiran pimpinan Polri di lapangan sekaligus menjadi pesan moral bahwa keselamatan publik adalah prioritas utama dalam berlalu lintas. "Publik melihat ini bukan hanya simbol, tetapi langkah konkret bagaimana Polantas Polri hadir menempatkan masyarakat sebagai pusat pelayanan yang humanis dan adaptif," tegasnya.


Publik menyoroti pentingnya konsistensi kinerja Polri di luar momentum seremonial. Ia berharap semangat dedikasi yang ditunjukkan dalam tugas-tugas mulia Polri dapat terus berlanjut dalam keseharian, terutama dalam memberikan pelayanan publik yang humanis.


"Konsistensi adalah kunci. Kami berharap Polantas Polri, terus menjaga pelayanan publik yang presisi, sehingga masyarakat merasakan kehadiran Polri bukan sebagai kekuasaan, tetapi sebagai pengayom dan pelindung," tuturnya.


Sebelumnya, Korlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho menyatakan, bahwa angka kecelakaan lalu lintas dan fatalitas kecelakaan lalu lintas sudah berkurang. Setidaknya pada periode yang sama tahun ini dan tahun lalu. Korlantas Polri mengedukasi para pengendara dan pengguna jalan agar lebih hati-hati serta mengikuti seluruh aturan dan ketentuan berlalu lintas. Tujuannya tidak lain menciptakan ruang berkendara yang aman


”Dan ini ada penurunan dari semester 1 tahun 2024 ke tahun 2025 itu hampir 1.800 peristiwa kecelakaan selama 6 bulan. Jadi ada penurunan. Terus fatalitas korban meninggal juga ada penurunan cukup signifikan, ada 19,8 persen. Jadi, turun angkanya 2.512 kasus,” ungkap Agus. (andry)


Posting Komentar

0 Komentar