Medan,-
Buntut polemik penembakan yang dilakukan Kapolres Pelabuhan Belawan pada terduga pelaku tawuran, Oloan Siahaan belum berakhir. Terkini, Gerakan Pemuda Islam Sumatera Utara angkat bicara.
"Kita heran pejabat Polri kok mengangkat orang yang pernah disebut bermasalah jadi Kapolres Pelabuhan Belawan?. Apa dasarnya memutasi Oloan jadi Kapolres Belawan beberapa waktu lalu?. Sudah tahu disebut pernah bermasalah terkait kasus narkoba, kenapa malah ditempatkan didaerah yang disebut Las Vegas nya Sumut tersebut ? " tanya Ahmad Daud, Ketua Umum PW GPI Sumut di Medan (7/5).
"Kini setelah kejadian penembakan, Kapoldasu menonaktifkan Oloan, kami menangkap penonaktifan tersebut terkesan pimpinan polri ingin lari dari tanggungjawab. Seakan-akan kejadian ini cuma naas aja dan gak ada sangkut paut dengan pengangkatan yang bersangkutan terindikasi juga bermasalah karena diduga punya track record buruk sebelumnya sewaktu menjabat di bidang narkoba di Polresta Medan" lanjut pria yang baru terpilih jadi Kabid Sosial Ekonomi Pimpinan Pusat GPI tersebut.
"Kami meminta pihak yang merekomendasikan Oloan jadi Kapolres juga ikut diperiksa, apa dasar mengangkat orang yang disebut pernah bermasalah di daerah zona merah kriminalitas di Sumut ini?, apa dasar dari evaluasi segi kecakapan dan psikis sehingga Oloan layak diangkat kembali jadi pimpinan kepolisian di daerah? Apa Polri kekurangan orang dengan track record lebih baik dari Oloan?" terang alumni BEM Fakultas Ushuluddin IAIN/UIN ini.
"Kami mendesak Kapolri juga mengevaluasi kinerja Kapoldasu. Kroscek kembali semua penempatan dan mutasi aparatur Polri yang dilakukan di wilayah Poldasu. Ada atau tidak aparatur lain yang terindikasi bermasalah yang diangkat lagi selain Oloan ini ? Kita tidak mau kejadian di Belawan terjadi lagi yang akhirnya ditutup dengan kesan pimpinan Polri "cuci tangan dengan mengorbankan anggotanya" tutup alumni Pelajar Islam Indonesia ini.(fadli)
0 Komentar